Lanjut ke konten

Biografi Pemimpin KPK 2007-2011

Agustus 6, 2009

Sejak Antasari Azhar ditahan dan dijadikan tersangka dalam kasus pembunuhan Nasrudin, berbagai upaya terselebung untuk melumpuhkan KPK terus dilakukan oleh berbagai pihak dan golongan. Mulai dari kewenangan KPK harus dibatasi, lalu Cicak vs Buaya, pelemahan KPK via RUU Tipikor, pemalsuan surat pencekalan tersangka korupsi Anggoro, dan masih banyak lagi.

Atas pertimbangan di atas, sudah layaknya kita menelusuri biografi singkat para pemimpin KPK yang masih tersisa yakni Bibit, Chandra, Haryono dan Jasin.  Berdasarkan UU 30 Tahun 2002, pimpinan KPK terdiri dari 1 orang Ketua dan didampingi 4 wakil ketua yang membawahi 4 bidang yakni Pencegahan; Penindakan; Informasi dan Data; dan Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat. Berikut biografi 4 wakil ketua KPK yang masih aktif (masa jabatan 2007-2011).

ech-wan @nusantaraku

Bibit Samad Rianto
Wakil Ketua Bidang Pendidikan (+Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat)

Bibit Rianto

Bibit Rianto

Lahir di Kediri, Jawa Timur pada 3 November 1945. Menghabiskan masa sekolah di tanah kelahirannya, Bibit kemudian memilih untuk bergabung di Akademi Kepolisian dan lulus pada 1970. Setelah itu, 30 tahun lamanya Bibit mengabdi di kepolisian. Berbagai posisi teritorial pernah diembannya, di antaranya Kapolres Jakarta Utara, Kapolres Jakarta Pusat, Wakapolda Jawa Timur, dan Kapolda Kalimantan Timur.

Bibit pensiun dari kepolisian pada 15 Juli 2000 dengan pangkat terakhir Inspektur Jenderal. Atas jasa dan pengabdiannya selama bertugas, beliau mendapatkan berbagai bintang jasa dan penghargaan. Di antaranya: Satya Lencana Kesetiaan, Satya Lencana Dwidya Sista, Bintang Bhayangkara Nararya, Bintang Yudha Dharma Nararya, Bintang Bhayangkara Pratama.

Selepas pensiun dari dinas kepolisian, bapak empat orang anak ini tidak lantas berdiam diri. Kehausannya terhadap ilmu pengetahuan membuat Bibit kembali ke dunia kampus untuk mengambil gelar doktoral yang akhirnya diperoleh pada 2002. Selanjutnya, kegiatan mengajar sebagai dosen menyita waktunya. Beliau bahkan sempat menjabat sebagai Rektor Universitas Bhayangkara.

Pada 2007, Bibit mengikuti seleksi calon pimpinan KPK 2007-2011 dengan mengusung empat rambu pemberantasan korupsi, yaitu: pemberantasan korupsi dalam bingkai hukum; tidak hanya represif, tapi membongkar akar masalah korupsi; urusan pemberantasan korupsi menjadi urusan semua kalangan; dan pengembalian kerugian negara. Komisi III DPR akhirnya memercayakan satu dari lima posisi pimpinan KPK kepada Bibit. Di KPK, Bibit menjabat sebagai Wakil Ketua yang membawahi bidang Penindakan serta Pengawasan internal dan Pengaduan Masyarakat.

Chandra M. Hamzah
Wakil Ketua Bidang Penindakan + Informasi dan Data

Chandra Hamzah

Chandra Hamzah

Lahir di Jakarta 25 Februari 1967, menamatkan pendidikan sarjana di tahun 1995 pada Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Selepas kuliah, p ada tahun 1998, beliau – yang sewaktu mahasiswa sempat menjadi komandan resimen mahasiswa dan Ketua Senat Mahasiswa Universitas Indonesia – membidani lahirnya Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK). Chandra memiliki sejumlah lisensi keahlian bidang hukum, yakni lisensi Konsultan Hak Kekayaan Intelektual, lisensi Konsultan Hukum Pajak, lisensi Konsultan Hukum Pasar Modal, dan lisensi Pengacara/Penasihat Hukum/Advokat.

Pimpinan KPK termuda ini, pernah bergiat di YLBHI sebagai a sisten pembela umum. Sempat pula bekerja sebagai staf hukum PT Unelec Indonesia (UNINDO). Setelah itu, Chandra memulai karier pengacara pada sejumlah firma hukum. Beberapa di antaranya adalah pada firma hukum Erman Radjaguguk & Associates, partner pada firma hukum Hamzah Tota Mulia, pengacara senior pada firma hukum Lubis Ganie Surowidjojo, dan partner pada Assegaf Hamzah & Partners.

Sebelum berkiprah di KPK, Chandra juga sempat berkutat dalam kegiatan memberantas korupsi saat menjadi a nggota Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (TGPTPK) pada 2000-2001. Pada rentang waku yang sama, beliau juga ambil bagian dalam Tim Persiapan Pembentukan Komisi AntiKorupsi. Saat ini, beliau menjabat Wakil Ketua KPK yang membawahi bidang penindakan serta bidang informasi dan data.

Haryono Umar
Wakil Ketua Bidang Pencegahan + Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat

Haryono Umar

Haryono Umar

Haryono Umar lahir di Prabumulih, Sumatera Selatan pada 8 September 1960. Meraih gelar doktoral di Bidang Ekonomi Akuntansi dari Universitas Padjadjaran Bandung pada 2005. Sebelumnya, lulusan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) ini mendapatkan gelar master of science di Bidang Akuntansi dari University og Houston, Texas, Amerika Serikat pada 1993.

Sebelum berkiprah di KPK, Haryono mengabdi pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) 23 tahun lamanya dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Biro Perencanaan. Selain itu, beliau juga aktif di organisasi keprofesian dengan pernah menjabat sebagai Ketua Ikatan Akuntan Indonesia – Kompartemen Akuntan Sektor Publlik. Haryono juga tergolong orang yang rajin menyebarkan ilmunya melalui berbagai publikasian, baik dalam bentuk buku, modul, maupun kajian.

Keahliannya dalam pemberantasan korupsi semakin mendalam setelah mengikuti pelatihan fraud yang diadakan Price Waterhouse Coopers dan Jim Petro Auditor Office, keduanya dari Amerika Serikat. Beliau juga mendalami tentang pembentukan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih melalui berbagai pelatihan. Saat ini, di KPK beliau menjabat sebagai wakil ketua yang mengurusi bidang pencegahan serta bidang pengawasan internal dan pengaduan masyarakat.

Mochammad Jasin
Wakil Ketua Bidang  Pencegahan

Mochammad Jasin

Mochammad Jasin

Lahir di Blitar, 14 Juni 1958, bapak dua anak ini menyelesaikan pendidikan sarjana jurusan Administrasi Negara di Universitas Brawijaya Malang pada 1984. Lima tahun kemudian berhasil merampungkan Master bidang Business Management di Technological University of The Philippines, Manila. Gelar doktor di bidang yang sama diraihnya dari Adamson University, Manila, Filipina.

Jasin memulai karier sebagai staf Departemen Perindustrian. Karirnya terus berlanjut hingga menduduki posisi Pembantu Asisten pada Asmenko IV bidang pengembangan wilayah kantor Menteri Koordinator bidang Produksi dan Distribusi. Setelah itu menjabat Pembantu Asisten urusan kebijaksanaan pengawasan pembangunan kantor Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan.

Pada tahun 2000, ketika Komisi Pemeriksa Kekayaan Penyelenggara Negara (KPKPN) terbentuk, Jasin didapuk menjadi Kepala Biro Perencanaan. Setelah KPKPN dibubarkan dan terbentuk KPK, beliau hijrah dan menjabat Direktur Pendaftaran dan Pemeriksaan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara. Sebelum menduduki kursi Wakil Pimpinan KPK bidang pencegahan, beliau adalah Direktur Penelitian dan Pengembangan KPK.

Jasin aktif mengikuti pendidikan dan pelatihan. Selain pendidikan kedinasan seperti SPAMA, SPAMEN, dan kursus reguler Lemhanas, Jasin kerap memperdalam kemampuannya dengan pelatihan-pelatihan keahlian; diantaranya adalah Search Seizure and Warrant, Corruption Prevention Department, The Independent Commission Against Corruption, Hongkong, dan Intelligence, Surveillance, and Information Handling di Badan Intelijen Negara (BIN).

*******************

Saya hanya berharap dan berdoa bahwa empat pemimpin KPK yang tersisa ini merupakan orang yang benar dan tidak berbuat hal-hal yang tidak benar seperti yang sering dilontarkan oleh para kroni koruptor untuk mengeberi KPK. Meskipun KPK belum sepenuhnya tebang tanpa pilih, namun saya berharap bersama lembaga ICW, TII, LSM lain beserta dukungan masyrakat, KPK dapat menjadi pionir memberantasan mental korup para pejabat!

Sumber : KPK

14 Komentar leave one →
  1. Aldrin Arief permalink
    September 16, 2009 12:53 AM

    banyak yang sedih dgn tokoh2 negara ini yang hanya diam menyaksikan kpk dikebiri oleh koruptor lewat institusi penegak hukum. Ngeri membayangkan korupsi di Indonesia kedepan. Harusnya kita (publik) turun ke jalan protes ketidakbenaran ini.

    • soekarno permalink
      Oktober 30, 2009 5:15 AM

      Betul sekali saya setuju dengan pendapat anda

    • November 5, 2009 2:47 PM

      Kontemplasi I (Antara Cikeas dan Medan merdeka)
      Paduka yang Mulia
      Dari bukit-bukit pengamatan berliku dan paling terjal, dari lembah ngarai permenungan ratap pilu, dari hulu hingga muara sungai pemikiran paling bening dan sahaja, dari jarak kilometer sanubari tak terhingga kedekatannya, dan dari pulau-pulau kerendahan hati kami berkata-kata kepadamu:
      Ketika kekuasaan harus dipetahankan maka aksi intelejen kontra produktif dan drama kepolisian layak dipertontonkan kepada masyarakat dunia dengan penuh hikmad, dan partai politik dapat dijadikan sebagai mesin efektif pendungu meniupkan propaganda tentang keindahan janji angin surga di lahan-lahan kehidupan kerontang nestapa kaum marjinal.
      Kenduri gincu pemanis bibir demokrasi baru saja dirampungkan bersama genitnya tarian topeng kebersamaan, lewat kesantunanmu lembaga-lembaga penjaga konstitusi telah menikamkan runcingnya sebilah belati tepat di sentra jantung pesaingmu, maka sembunyikan dahulu senyum kemenangan gemilang itu lalu jabat tangan mereka yang tak lagi mengalir darah, dan dari tapal batas pemakaman mereka ucapkan kata sakti sinis dikemas dengan penuh takhzim:“Selamat jalan pejuang kesejahteraan rakyat, kini kalian bukan lagi sahabat dan musuh abadiku”.
      Paduka yang Mulia
      Dari bukit-bukit pengamatan berliku dan paling terjal, dari lembah ngarai permenungan ratap pilu, dari hulu hingga muara sungai pemikiran paling bening dan sahaja, dari jarak kilometer sanubari tak terhingga kedekatannya, dan dari pulau-pulau kerendahan hati kami berkata-kata kepadamu:
      Bendera transformasi kekuasaan episode kedua akan dikibarkan dan kembali disemayamkan nyaman di genggamanmu, maka sejenak hiruplah secangkir kopi pencerahan agar gairah tebar pesonamu tak pernah surut menggoda di daratan dan samudera sengketa karena tergadaikan oleh gelapnya sejarah, di peristiwa bencana jagad memporandakan kemanusiaan disebabkan oleh semangat dosa keserakahan warisan masa lalu.
      kosakatamu akan menjadi sabda penentu nasib pendukung dan bakal musuh barumu, kepada mereka berwajah ganda jerumuskan saja dikursi jabatan penuh percobaan agar senantiasa menjilati air liurmu mengandung racun, kepada mereka bertabiat srigala berbulu domba ubahlah menjadi domba bertaring srigala agar tetap menjadi penjaga setia dan mampu memperkuat rekayasa bangunan obsesi terselubungmu, kepada para pengganggu mengancamu dari menara gading dengan senjata logika rasional objektif sehingga membuatmu tak mampu menjaga kecerdasan emosi, tempatkan mereka dijajaran kursi para dewa penasihat, bila menolak semayamkan saja di nusa pengasingan tanpa tawa dan isak tangis.
      Juga penting dimaklumi bahwa siapapun tepilih untuk bersendagurau di arena kegilaan ilahi adalah membiarkan sanubarinya terbakar oleh luapan api dendam kemiskinan, dan ketidakberdayaanya bermetamorfosa dalam bentuk kecemburuan brutal mencabik panorama kebebasan dan pelangi perbedaan, namun mereka jangan lantas dilenyapkan melainkan jadikan sebagai pasukan siluman atau tumbal pengantar menuju kedigjayaan baru.
      Paduka yang Mulia
      Dari bukit-bukit pengamatan berliku dan paling terjal, dari lembah ngarai permenungan ratap pilu, dari hulu hingga muara sungai pemikiran paling bening dan sahaja, dari jarak kilometer sanubari tak terhingga kedekatannya, dan dari pulau-pulau kerendahan hati kami berkata-kata kepadamu:
      Engkau memang bukan sang mesias bertahta mahkota bertabur berlian serba sempurna seperti impian bangsa yahudi, namun ketajaman pisau analisis, kejelasan kaca teropong proyeksi ke depan, fleksibalitas ketaktergopohan, daya machnit apresiasi perbedaan, keterbukaan pintu jati diri berempati, adalah pribadi terintegral dan memungkinkan menjadikanmu sebagai juru selamat pencipta sejarah baru.
      Maka akan terbungkam erat mulut para penyamun tak bosan meremehkanmu, akan terkemplang para ahli nujum selalu keliru meramal nasibmu, karena susu dan madu telah tersedia untuk setiap sejuta bayi baru dilahirkan, karena tanah bunting padi emas dan hamparan lautan berpinak trumbu karang mutiara dikembalikan kepada petani dan nelayan, karena gelar terpelajar dan makna kesehatan standar mutu manikam tidak lagi sekadar keberuntungan bagi anak negeri kurang beruntung, karena timbangan hukum telah menyeimbangkan air suci keadilan dan menyirami mulut dahaga pencari kebenaran sejati tanpa memperdulikan latar status habitatnya
      Atau engkau tidak lebih dari sosok penkhianat kemudian melahirkan generasi pengkhianat baru, membiarkan semakin membeludak anak bangsa menjadi budak abadi di negeri sendiri kemudian tanpa rasa sungkan mengekspor mereka ke negeri asing, tidak punya kesungguhan niat menjaga ketat tanah dan lautan tumpah darah dari penjarahan nega-negara predator, tidak berminat melindungi penghuni negeri dari kekejaman racun dan virus sengaja diimpor dari negeri-negeri setan penguasa, hanya memetik melodi keprihatinan ketika pedagang pinggir jalan dan pengemis terorganisir dizolimi oleh darah dagingnya yang menjadi preman berseragam depan barisan gedung pasar mewah dibangun dari modal pencucian uang hasil perampokan, dan engkau hanya duduk manis di singgasanamu ketika kami mati kelaparan di lumbung harta yang bukan milik kami lagi.
      Paduka yang Mulia
      Dari bukit-bukit pengamatan berliku dan paling terjal, dari lembah ngarai permenungan ratap pilu, dari hulu hingga muara sungai pemikiran paling bening dan sahaja, dari jarak kilometer sanubari tak terhingga kedekatannya, dan dari pulau-pulau kerendahan hati kami berkata-kata kepadamu:
      Ketika kendali kekuasaanmu mengepakan sayap-sayapnya di langit biru negara melimpah kaya harta dan budaya indah namun sarat kemiskinan dan kompleksitas problema tak terhingga, tidak cukup berperan sebagai juru selamat saja, lalu menghilangkan peran sosok penkhianat menjijikan jiwa. Tak dapat dipungkiri bahwa peran protagonis atau antagonis sama-sama tercatat di dalam album sejarah peradaban kehidupan berbangsa, sebab keduanya sama-sama memiliki seribu kesamaan daya tangguh, sebab keduanya mempunyai kesamaan seribu daya musihat, dan betapa tipis bentang benang horizontal perbedaan dari keduanya, Sebab keduanya memiliki perbedaan komplementer, sepertinya saling memukul dan melenyapkan, kenyataanya saling melengkapi dan saling menyempurnakan, sebab keduanya terlahir dari ruh yang sama.
      Lalu peran seperti apa harus ditampilkan, dan wilayah mana harus dibidik untuk diselamatkan atau dikorbankan, maka dibutuhkan kepiawaian memainkan peran dalam mengolah dan menyajikan peristiwa dianggap penting, serta dibutuhkan oleh golongan masyarakat penggila paling fanatic hingga paling membenci terhadap eksistensi performa kepemimpinanmu. Jangan pernah hirau dan haru terhadap para sepuh mantan penganut kekuasaan masa lalu sepertinya memiliki makna signifikan jika tudingan konotasi nada minor diarahkan ke deretan gerbong kinerjamu, sebab mereka tidak memahami bahwa sebenarnya telah memaki kegagalan peran masa lalunya sendiri, dan terlanjur diadopsi juga dipercantik oleh liciknya kecerdikan kekuasaanmu.
      Paduka yang Mulia
      Dari bukit-bukit pengamatan berliku dan paling terjal, dari lembah ngarai permenungan ratap pilu, dari hulu hingga muara sungai pemikiran paling bening dan sahaja, dari jarak kilometer sanubari tak terhingga kedekatannya, dan dari pulau-pulau kerendahan hati kami berkata-kata kepadamu:
      Kendati membatasi dengan segala tendesi apapun, usai lima tahun kami mengukur keperkasaan kekuasaanmu dalam menggarap ladang kebangsaan, telah nampak hasilnya adalah panen raya aneka buah mengkal pembangunan masih terlalu masam untuk dinikmati, karena penyemaian terlihat belum tuntas dan masih elok untuk diperdebatkan, maka alasan tentang kuntur dan ketidakgemburan tanah jiwa anak bangsa yang digarap belum dapat mengimbangi terlampau singkat waktumu berkuasa adalah apologi rasional harus dihormati. tentu saja bahwa kekeliruan dalam memainkan peran merupakan sebuah argumentasi substansial, dan sebagai bagian dari lembar rahasia negara tidak boleh dikabarkan, agar derajad wibawamu tidak sirna ketika akan memainkan peran di awal kekuasaan episode kedua sampai di penghujung kekuasaanmu dievaluasi kembali diakhir lima tahun mendatang oleh malaikat penyatat tanda-tanda jaman.
      Jakarta, 17 Agustus 2009
      Delta Sera

  2. Oktober 31, 2009 12:18 PM

    ya ALLAH ampunilah dosa-dosa bangsa ini,tunjukkanlah kepada kangami pada jalan yang engkau ridlai….amin…..amin….amin

  3. Oktober 31, 2009 12:18 PM

    ya ALLAH ampunilah dosa-dosa bangsa ini,tunjukkanlah kepada kami pada jalan yang engkau ridlai….amin…..amin….amin

  4. Fadhal permalink
    Oktober 31, 2009 3:01 PM

    Ada apa dengan Republik ini?

  5. danny permalink
    November 3, 2009 10:47 AM

    kita2 yg sungguh2 mencintai negeri ini dari kehancuran oleh para koruptor dan penegak hukum yg korup sebaiknya kita rame2 dari seluruh pelosok bumi tercintai ini utk datang kejakarta secara besar2 an biar pak SBY mau ngelurin taringnya meberesakan kisruh cecak VS buaya ini.

  6. Dentuman Djati, SH. Advokat, koord LSM JPPK permalink
    November 21, 2009 7:39 AM

    Kami tetap yakin guncangan yg menimpa KPK di lakukan oleh KORUPTOR beserta antek2nya tetap jaya unt solid memberantas korupsi di Republik ini, rakyat yakin itu bung koruptor dan antek2 hrs di libas tanpa pandang buluh di muka bumi ini, maju terus jangan gentar Allah dan rakyat ada di pihakmu kawan.

  7. Februari 4, 2011 11:45 PM

    Nice post. I very like it. Continue posting 🙂

  8. September 24, 2011 9:57 AM

    katakan kebenaran meskipun pahit

Trackbacks

  1. at Update Blog Indonesia
  2. Cicak Vs Buaya KpkCD-DVD MATERI PRESENTASI | CD-DVD MATERI PRESENTASI
  3. Wakil Ketua Kpk DitangkapCD-DVD MATERI PRESENTASI | CD-DVD MATERI PRESENTASI
  4. Wakil Kpk DitangkapCD-DVD MATERI PRESENTASI | CD-DVD MATERI PRESENTASI

Tinggalkan komentar