Lanjut ke konten

Takut Kalah, PKS Minta Ani Yudhoyono dan Herawati Pakai Jilbab

Mei 26, 2009

Sejak pengumuman cawapres Boediono mendampingin Capres SBY, PKS dan PAN telah menunjukkan ke publik bahwa  “pandangan pertama” pertama kepada pasangan SBY-Boediono cukup negatif.  Selain tidak diajak bicara, teras partai seperti PKS dan PAN tentu merasa kecewa kader terbaik di partainya bisa dikalahkan pilihan Boediono yang diakui oleh sebagian kader partai PAN dan PKS ikut berkontribusi dalam kebijakan ala IMF seperti privatisasi, kasus BLBI hingga menaikkan BBM ke harga pasar.

Wakil Sekjen DPP PKS Zulkieflimansyah secara terbuka mengakui khawatir atas elektabilitas SBY yang terus dikejar

Boediono bersama Herawati

Boediono bersama Herawati

oleh dua kompetitornya, Jusuf Kalla dan Megawati Soekarnoputri. “Kami (PKS) khawatir kalau SBY kalah karena untuk mendapatkan kemenangan tidak mudah. Kalau melihat survei terbaru, jarak ketiga-tiganya masih dekat. Selisih yang paling tinggi dengan yang paling rendah hanya 10 persen,” PKS tentu sangat berharap SBY bisa menang, karena alasan utama PKS berkoalisi adalah melihat elektabilitas dan besarnya peluang SBY untuk menang. [kompas]

Pasangan yang paling dikhawatirkan menang bagi PKS adalah pasangan JK-Wiranto. Ketua Fraksi PKS, Mahfudz Sidik melihat potensi kemengan JK-Win karena pasangan ini sudah menang start [detik]. Belum lagi pasca acara talk show 3 Capres dengan Kadin minggu yang lalu yang mana penampilan JK sangat memukau para penonton. Dengan bahasa yang lugas dan sederhana, Jusuf Kalla tampil cukup prima di hadaparan pa

SBY dan Ani Yudhoyono

SBY dan Ani Yudhoyono

ra pengusaha Indonesia. Kekhawatiran lain muncul tatktala SBY lebih senang menggunakan bahasa asing yang terkesan bahwa SBY memang lebih mencintai kultur Barat daripada Indonesia.

Selama ini pasangan JK-Win lebih mengedapankan  isu nasionalis (jarang mengangkat isu religi), justru istri mereka Mufidah Kalla – Rugayah Wiranto mengggunakan jilbab tanpa berkoar-koar religi. Hal ini berbeda dengan sebagian besar penampilan Ibu Ani Yudhoyono dan  Herawati Boediono yang tidak berkerudung, sesuatu hal yang berbeda dengan jargon partai Demokrat yang mengatakan nasionalis-religi.  Ini menegaskan kembali apa yang dikatakan JK “satu kata, satu perbuatan” dalam dialog bersama Kadin di TV-One. Inilah yang membuat nilai lebih pasangan JK-Win bagi para simpatisan PKS. Hal ini diakui oleh Wakil Sekjen DPP PKS Zulkieflimansyah : “Sebagian besar hati kader PKS ada di JK-Wiranto karena istrinya berjilbab. Dan isu bahwa istri Pak JK dan Pak Wiranto berjilbab, walau sederhana tapi di akar rumput berpengaruh besar” [kompas]

*******

Perbedaan antara slogan dan tindakan membuat simpatisan PKS dan sebagian masyarakat grass-root akan memilih pasangan yang tindakannya sesuai dengan apa yang diucapkan. Khususnya sebagian simpatisan PKS akan berpikir, mengapa PKS yang berasas Islam justru berkoalisi dan memilih  pasangan yang tidak menggunakan jilbab? Simpatisan grass-root sangat mungkin akan memilih tokoh bekerja untuk kepentingan nasionalis namun dalam praktik pribadi tetap mengedepankan religi.

Jusuf Kalla, Wiranto, dan Kedua Istrinya

Jusuf Kalla, Wiranto, dan Kedua Istrinya

Melihat kondisi ini, Ketua Fraksi PKS Mahfud Sidik menyarankan agar Ani Yudhoyono dan Herawati Boediono, mengikuti jejak langkah istri JK-Win (Mufidah Kalla – Rugayah Wiranto) yang memang sejak awal sudah memaki memakai kerudung. [trims] Hal ini untuk  menjaring simpati konstituen dari kalangan muslim.

Memang (penampilan) istri JK dan Wiranto bagus. PKS bisa saja menyarankan ibu Ani dan istri Boediono agar memakai kerudung“.  Apabila saran memakai kerudung dilaksanakan, Mahfud menyatakan PKS akan lebih mudah mengarahkan para kader dan simpatisan PKS agar memilih SBY-Boediono pada 8 Juli mendatang. “PKS tidak bisa menjaga konstituen seratus persen ikut elit PKS, tapi berdasarkan pengalaman paling tidak 90 persen loyal ke PKS”.[okezone]

Hal senada disampaikan oleh Ketua Fraksi PPP Lukman Hakim Syaifuddin yang mendukung usulan teman-teman PKS. “Akan banyak manfaatnya. Karena hal seperti itu masih diperhitungkan. Masyarakat kita masih mempertimbangakan soal penampilan yang mengedepankan nilai-nilai agama,” [okezone]

*******

Ini memang menjadi isu dilematis bagi Demokrat-PKS-PPP. Tantangan berat bagi PKS dan PPP untuk mengutarakan kepada konstituennya alasan untuk memilih SBY-Boediono. Pertama masalah sosok Boediono yang sudah mulai dikenal masyarakat sebagai sosok pro-asing (IMF). Sisi lain, penampilan calon ibu negara JK-Win lebih agamis dibanding calon ibu negara SBY-Boediono.  Tentu, PKS atau PPP hanya bisa menyarankan seraya  “berdakwah” (kan PKS partai Dakwah) kepada kedua pendamping SBY-Boediono, “elok rupanya jika Ibu-Ibu sebagai muslimah mau menutup aurat seperti ibu JK dan Win“.

Praktik agama tentu tidak bisa dipaksakan, hendaknya didasari dari niat dan hati yang tulus.  Jika PKS menghendaki Ani dan Herawati berkerudung agar SBY-Boediono menang lalu mendapat kursi kekuasaan di kabinet, maka tujuan “dakwah” seperti itu sangat dekat dengan praktik menjual ‘agama’ demi kekuasaan. Kurang bermartabat jika alsan utama karena takut kalah, lalu PKS dan PPP minta Ani Y dan Herawati menggunakan jilbab.  Faktor esensi agama menjadi pudar dimakan oleh politik pencitraan.  Namun…meskipun Indonesia bukan negara Islam, bagi sebagian rakyat Indonesia pun akan menimbang, mengapa tidak memilih orang yang “satu kata, satu perbuatan”……

Salam ech-nusantaraku,

26-Mei-2009

************ 28 Mei 2009 **********

Saya mohon agar kita dapat memberi komentar dengan kata yang lebih tepat, dan bila dari saat ini kata-katanya terlalu kasar dan sejenisnya, maka saya terpaksa untuk menghapusnya. Trims

150 Komentar leave one →
  1. Rahman Wirajaya permalink
    Juni 8, 2009 4:02 PM

    Mengenai pilihan “enak” dan “ga enak” ini, bagaimana klo kita renungkan sejenak kisah-kisah revolusioner rasul kita, Muhammad SAW.

    Kenanglah pernyataan-pernyataan politis beliau yang “tidak populer” karena (oleh khalayak awam) diduga tidak menguntungkan umat muslim. Kenanglah betapa pahit yang dirasakan oleh umat muslim ketika mendengar dan merasa terpaksa menerima keputusan Al-Amin (yang dipercaya) tersebut. Bisa dilihat krisis kepercayaan muncul: yang jelata merasa benar, di lain pihak: orang yang memberi keputusan (yang jelas-jelas diberi amanah langsung oleh Allah), diragukan. MasyaAllah…

    Lalu kenanglah hikmah-hikmah ketika tenyata yang pahit itu terasa manis dalam jangka waktu tertentu. Sungguh, betapa agungnya orang yang amanah. Ketika membuat keputusan ia berpikir mendalam dan menimbang dengan bijak sambil mengharap hidayah-Nya, lalu membuat keputusan yang terbaik, menghadapi cercaan dengan tenang, mendengar pujian di kemudian hari tanpa rasa-sombong karena segala pujian hanya pantas ditujukan kepada Allah.

    Pertanyaannya adalah: siapakah diri kita dan siapakah orang yang diberi amanat itu? Lalu ada di pihak manakah kita? Apakah kita percaya dari awal, ataukah menerima hasil baik dengan tersenyum lalu mengakui di kemudian hari? Tentu ada perbedaan. Semoga kita bisa kembali bermusahabah, mengukur diri dan melatih sikap berprasangka baik. Semoga kita bukan termasuk golongan yang tercela. Amin. Allahu’alam.

    Ketika Islam jaya pada masa lampau, pemeluk agama lain terlindungi. Ini bukti Islam adalah agama yang toleran dan apresiatif. Malah (maaf) Islam jatuh itu karena sikapnya yang pada suatu titik begitu toleran hingga disalahgunakan oleh agama lain. Berprasangka baiklah sambil terus fokus kontribusi pada kebaikan. Wallahu’alam. Maaf kalau tidak berkenan.

    Wassalamau’alaikum.

  2. cinta damai permalink
    Juni 11, 2009 11:25 AM

    Sebenarnya dengan PKS minta kepada ibu negara dan ibu calon wapres Boediono untuk memakai kerudung, itu merupakan hal yang sangat aneh bin ajaib. Harusnya permintaan seperti itu tidak/ jangan diutarakan pada saat-saat seperti ini karena toh sudah tidak mungkin lagi dilakukan oleh ibu-ibu tsb? Tentunya mereka tidak mau dituduh rela menjual agama demi kemenangan bukan?!!

    Tindakan PKS tsb justru memperlihatkan “citra diri” mereka yang sebenarnya yaitu: “Kurang bermartabat jika alsan utama karena takut kalah, lalu PKS dan PPP minta Ani Y dan Herawati menggunakan jilbab.” (saya kutip)

    ATAU: PKS memang sengaja menikam SBY Boediono dari belakang dengan memaparkan hal seperti itu kepada publik yang notabene mayoritas muslim????? sehingga hal yang tadinya tidak begitu diperhatikan/ dipusingkan oleh masyarakat tiba-tiba berkat ‘jurus musuh dalam selimut’ ala PKS menjadi perhatian publik

    “Khususnya sebagian simpatisan PKS akan berpikir, mengapa PKS yang berasas Islam justru berkoalisi dan memilih pasangan yang tidak menggunakan jilbab? Simpatisan grass-root sangat mungkin akan memilih tokoh bekerja untuk kepentingan nasionalis namun dalam praktik pribadi tetap mengedepankan religi.” (saya kutip lagi)

    Apakah PKS melakukan koalisi PURA-PURA dengan Demokrat???? Padahal yang sebenarnya secara sembunyi menikam dari belakang!

    THINK…..

  3. She permalink
    Juni 22, 2009 2:57 PM

    Assalamu’alaykum
    Siapa bilang politik kalo dicampur agama jd runyam
    Justru politik harus berIslam
    Klo ngaku islam seh
    Contoh: suri tauladan qt Nabi Muhammad
    Bliau adalah raja/ presiden, pemimpin agama, pemimpin perang, &pemimpin dlm sgala hal
    Nah klo gitu, Buktikan bahwa Islam itu flaxibel, g di sempitkan cuma ngaji dan ngaji di masjid2 / manalah.
    Islam itu untuk ksejahteraan politik jg, atau menjalar ke IPOLEKSOSBUDHANKAM.
    Disini sy tidak mengharuskan Indonesia sbg negara Islam
    Tp Islam bisa masuk ke ranah apa saja bidang di Indonesia ini.
    masalah Bu Ani dan Bu Hera pake jilbab, mnurut q g salah. Mereka Islam kan?? So what??? Knapa klo mreka berjilbab malah heran.
    Munkin da yg bilang “alah cuma bwt kampanye doank”!
    Wallauhalam, tergantung niat siapa yang tau. Semua hal berproses, keburukan saja berproses, tp kebaikan yang berproses saja yang qt dukung.
    Siapa tau ini sebagai jalan pembuka rahmat dari ALLAH bagi kedua Ibu itu untuk selalu menutup auratnx!
    Begitu pendapat sy.
    Wa’alaykum salam

  4. dickpersib permalink
    Juni 24, 2009 5:46 PM

    Saran yg bgs dr PKS..
    Hidup JK-WIN…! Haha..

  5. dickpersib permalink
    Juni 24, 2009 5:47 PM

    .

  6. Alfien permalink
    Juni 24, 2009 7:39 PM

    Semua akar masalah apapun termasuk politik hanya bisa dituntaskan masalahnya hanya dengan agama pada hakekatnya….
    Cuman manusia enggan mengakuinya sebagai suatu obat mujarab. Pada akhirnya waktu jua yg akan menjawabnya….
    Akar politik, keluarga, aturan main, dan lain sebagainya telah lama ditelaah dalam dan menjadi pedoman sebagai konsekuensi sebagai sesuatu yg harus dihadapi manusia dalam hidupnya, dan agama menjawab semua akar permasalahan yg muncul dan mungkin muncul di kemudian hari…. Sayang manusia masih banyak meragukan pedoman yg katanya sudah mereka imami dan yakini….
    Semoga Tuhan kembali mengingatkan kita untuk kembali kepada benar ….

  7. said maskur permalink
    Juni 27, 2009 2:34 PM

    assalamu’alaikum wr.wb
    saya melihat kita ini sudah banyak terlanjur, terlanjur berkualisi, terlanjur jujur, padahal jurur itu mulia, terlanjur ………….kalau bangsa ini ingin baik, harus didudukan seluruhnya pada kejujuran dan pertobatan yang benar, jangan hanya kekuasaan tapi menghalalkan banyak cara… kasihan masyarakat kita yang nonton ingin perubahan, tapi tidak pernah kunjung tiba, yang tukang bejak-tetaplah dia mencari makan tampa ada perubahan, seperti tak ada andil pemerintah, yang kaya kan pejabat kita tetap miskin terus, tetangga saya mengatakan “dia sudah generasi ke 5, 1 kalipun generasi keluarga saya sejahtera , mungkinkah zaman anak saya nanti akan sejahtera, entahlah” jadi ingatlah siapapun yang menjadi pemimpin nergeri ini jujurlah, benarlah, jangan main-main dengan janji nati di akhirat akan dituntut, jangan mikirkan hidup di dunia saja tepi akhirat tak pernah di pikirkan. ingatlah,,, jangan serba terlajur. wassalam.

  8. hafiddo permalink
    Juni 28, 2009 6:49 PM

    saya lebih tertarik pada kalimat “Pertama masalah sosok Boediono yang sudah mulai dikenal masyarakat sebagai sosok pro-asing (IMF).”
    menurut saya masalah jilbab itu memang pantas dipikirkan PKS secara PKS partai Islam, tapi makna yang tersurat dalam kalimat yang saya petik di atas harus lebih dipikirkan PKS dalam menanggapi ketakutannya akan kekalahan SBY. Dari 3 pasangan yang ada menurut saya ada satu pasangan yang kurang menonjolkan isu kemandirian bangsa. Mayoritas anggota bangsa ini pasti lebih senang dan bangga apabila bangsanya mampu bersaing dan tumbuh dengan keringatnya sendiri.
    jika saat ini bisa dikatakan kita terjajah secara ekonomi, maka kita harus serukan Berdikari atau Mati !! disetiap langkah kita menuju kemandirian.
    tetap sportif ajalah, ingat kita ini satu nusa satu bangsa! cukup sudah saling mangsa! (dari SID)
    cheers!

  9. erick permalink
    Juni 29, 2009 4:20 AM

    Kekayaan 22 M kok naik haji sekali aja nggak sempat.
    Istrinya mengumbar aurat lagi.

    CONTOH YANG BAIK UNTUK SIMPATISAN PKS

  10. ARI permalink
    Juni 30, 2009 10:48 PM

    Menurut Saya,
    Benar Agama Jangan Dicampuradukan dengan politik…. Ingat, negara Indonesia Menganut Pancasila sebagai dasar Negara Bukan hanya agama sebagai dasar negara….
    masalah berjilbab atau tidak, menurut saya tidak lah penting, yang penting adalah akhlak nya,,, apakah dengan berjilbab dapat menjadikan orang tersebut baik 100% ??? tentu tidak… hal ini kembali lagi pada pribadi masing2…
    Jadi Lebih Bijak dalam menentukan pilihan,,, jangan hanya dari penampilannya saja,,, tetapi lihat lebih dalam kualitas dan kuantitasnya,,,,
    Thx..

  11. Emy Susiani permalink
    Juli 3, 2009 7:45 AM

    Huuuuh…. Antara agama dan politik tidak bisa dicampu adukan…. Tetapi negara ini bisa maju bila mempunyai pondasi yang kuat… Jadi pilihlah sosok pemimpin kita yang mempunyai akhlah, dan agama yang sama….

  12. cah ganteng permalink
    Juli 4, 2009 1:54 PM

    hidup JK-WIN,,,

    saatnya bangsa ini mempunyai pemimpin yang pnya mental kemandirian bangsa,,,tirulah iran yg pu ahmadinejad ato koryt yg py kim jong ill

    amien,,,

    allohuakbar

  13. anti J.I.L permalink
    Juli 19, 2009 12:18 AM

    CALON IBU NEGARA TAPI AURAT KEMANA-MANA.. LEUHEUNG MUN GEULIS..

  14. Agustus 23, 2010 4:10 PM

    lebih penting lagi ahlaknya yangn berkerudung. bukan hanya rambut…

  15. ubaidilah permalink
    April 26, 2011 11:09 PM

    hahahaha….lucuuuuuuuuuuuuuuuuuu……… nyaranin orang pake kerudunggg……eh nyatanya fraksi anda di kursi DPR nonton bokep pada saat rapat…gak malu tuhhhhhh…..astaghfirullahal adzimmm….. i just wanna say : bubarin aja tuh partaii…malu2in orang islam aja….

Tinggalkan Balasan ke dickpersib Batalkan balasan