Partai-Partai Pembolos di DPR (2004-2007)
Partai-Partai Pembolos di DPR (2004-2007)
Latar Belakang
Melanjutkan tulisan saya mengenai sikap anggota DPR yang korupsi waktu yang ditunjukkan dengan tingkat kehadiran yang rendah dikala sidang dan rapat di Senayan, kali ini saya akan memaparkan hasil analisis data statistik yang saya kumpulkan dari situs Risalah Rapur DPR RI [silahkan buka]. Selain itu, tulisan ini juga menambahkan daftar ‘politisi busuk’ di Senayan (artikel sebelumnya : Taufiq Kiemas, Seorang Politisi Busuk?).
Artikel ini bukan untuk menyudutkan partai, tapi semata-mata digunakan untuk merefleksi janji dan slogan-slogan yang disampaikan para wakil rakyat ini ketika berkampanye. Dan tentunya, menjelang tahun 2009, kita tidak mau salah pilih, baik partai maupun individu. Memang kita tidak bisa langsung menyalahkan partai karena ketidakhadiran anggota partainya di rapur atau sidang.
Namun, sudah seyogyanya sebuah partai besar (anggota > 2%) di negeri ini memiliki mekanisme partai dalam ‘menertibkan’ anggotanya yang keluar dari visi-misi partai sebagai kendaraan politik untuk memperjuang nasib rakyat. Saudara anggota dewan yang terhormat, anda dipilih bukan di lotere. Itulah ungkapan keprihatinan seorang seniman, Iwan Fals, menyikapi malasnya wakil rakyat yang tiap bulan mengantongi 40-an juta. Yang tidak bisa diterima adalah mereka malas hadir, dengan berbagai alasan : mendengar konstituen, kunjungan ini dan itu, pertemuan pejabat penting, ini dan itu.
Padahal kita tahu bahwa, jadwal rapat dan sidang di DPR tidaklah tiap hari dalam setahun. Mereka juga memiliki waktu reses (istrahat) sidang yang jauh lebih panjang dibanding seorang seorang tukang pos yang tiap hari mengantarkan surat.
Landasan kritikan dari ketidakhadiran anggota dewan ini adalah Kode Etik Dewan pasal [lihat sumber] 6 (Bab IV) mengenai Ketentuan dalam Rapat DPR RI yakni:
1.Anggota harus mengutamakan tugasnya dengan cara menghadiri secara fisik setiap rapat yang menjadi kewajibannya.
2.Ketidakhadiran Anggota secara fisik sebanyak tiga kali berturut-turut dalam rapat sejenis, tanpa ijin dari Pimpinan Fraksi, merupakan suatu pelanggaran kode etik.
Data sample yang saya gunakan adalah 21 dari 66 Risalah Rapat Paripurna DPR sejak Oktober 2004 hingga Desember 2008. Tentu saja, saya mengambil datanya secara acak, sehingga tingkat kevalidan hasil dapat dipertahankan.
Partai Pembolos (2004-2007)*
Saya masih belum memiliki data Risalah Rapur tahun 2008. Karena pada situs dpr.go.id masih belum mempublikasikan risalah rapur mereka pada tahun 2008.
Tabel 1 : Data Anggota DPR tiap Partai Masa Periode 2004-2009
Anggota DPR tiap Partai (2004-2009) | ||||||
Partai | Anggota | % Kursi | ||||
Golkar | 127 | 23.1% | ||||
PDIP | 109 | 19.8% | ||||
PPP | 58 | 10.5% | ||||
PD | 56 | 10.2% | ||||
PAN | 53 | 9.6% | ||||
PKB | 52 | 9.5% | ||||
PKS | 45 | 8.2% | ||||
PBR | 14 | 2.5% | ||||
PDS | 13 | 2.4% | ||||
PBB | 11 | 2.0% | ||||
PPDK | 4 | 0.7% | ||||
P-P | 3 | 0.5% | ||||
PKPB | 2 | 0.4% | ||||
PKPI | 1 | 0.2% | ||||
PNI M | 1 | 0.2% | ||||
PPDI | 1 | 0.2% | ||||
Total # DPR | 550 | 100.0% |
Tabel 2 : Data Kehadiran DPR dari tiap Partai Periode 2004-2007
Persentase Kehadiran (2004-2007) *) | |||||||
Partai | # Anggota | Kehadiran | Rank**) | ||||
Golkar | 127 | 77.7% | 4 | ||||
PDI Perjuangan | 109 | 76.7% | 5 | ||||
PPP | 58 | 73.3% | 9 | ||||
P Demokrat | 56 | 88.5% | 1 | ||||
PAN | 53 | 73.9% | 8 | ||||
PKB | 52 | 74.0% | 7 | ||||
PKS | 45 | 81.6% | 3 | ||||
PBR | 14 | 74.8% | 6 | ||||
PDS | 13 | 83.9% | 2 | ||||
PBB | 11 | 71.4% | 10 | ||||
Kursi Minoritas | Rank **) | ||||||
PPDK | 4 | 65.5% | 6 | ||||
P Pelopor | 3 | 84.1% | 3 | ||||
PKPB | 2 | 95.2% | 1 | ||||
PKPI | 1 | 71.4% | 5 | ||||
PNI Marhaens | 1 | 85.7% | 2 | ||||
PPDI | 1 | 71.4% | 4 | ||||
% Rata-Rata Kehadiran | 77.7% |
*catatan:
*) Hasil kalkulasi dari 21 dari 66 Risalah Rapur periode Oktober 2004 – Desember 2007
**) Peringkat kehadiran anggota DPR dari 10 partai besar pemenang Pemilu 2000
***) Peringkat kehadiran anggota DPR dari partai dengan jumlah kursi kurang dari 2%
Daftar Partai Pembolos Sidang dan Rapat Paripurna 2004-2007
Ternyata dari tabel 2 terlihat bahwa hampir semua anggota partai di DPR adalah tukang bolos (2004-2007), kecuali P.Demokrat, PDS dan PKS (kategori partai besar) yang memiliki tingkat kehadiran relatif tinggi yakni di atas 80% dan PKPB (2 orang anggota) dengan tingkat kehadiran 95.2%.
Dari tabel 2, kita dapat melihat partai yang mana serius dalam menjalankan tugasnya di Senayan. Dalam hal ini, Partai Demokrat dan Partai Damai Sejahtera (PDS) merupakan partai dengan partisipasi anggota paling tinggi dalam sidang atau rapat paripurna di DPR, masing-masing 88.5% dan 83.9%.
Sedangkan, Partai Bulan Bintang (PBB) dengan jumlah anggota 11 orang merupakan partai pemenang Pemilu 2004 yang paling malas dan paling sering bolos. Partisipasi anggotanya menduduki peringkat paling akhir dalam mengikuti rapat paripurna yakni 71.4%. Selanjutnya partai dengan tingkat bolos yang tinggi adalah Partai Persatuan Pembangunan di urutan 9 dengan 73.3% kehadiran. Disusul oleh PAN dan PKB diposisi 8 dan 7.
Sedangkan dua partai besar pemenang Pemilu 2004, Golkar dan PDI-P memiliki tingkat kehadiran yang hampir sama dengan kehadiran rata-rata anggota DPR periode 2004-2007 yakni 77.7% atau rata-rata 28 anggota (Golkar) dan 25 (PDI-P) yang bolos dari rapat paripurna. Persentase kehadiran anggota Golkar dan PDI-P jauh lebih baik dibanding PBB maupun partai kecil seperti PPDK, PKPI dan PPDI.
Secara keseluruhan, anggota partai yang paling rajin menghadiri rapat paripurna adalah Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) dengan tingkat kehadiran mencapai 95,2%. Andai saja, semua anggota DPR seperti anggota PKPB, mungkin Indonesia akan jauh lebih baik.
Kesimpulan
Berikut adalah daftar anggota partai dari paling sering bolos hingga yang memiliki tingkat kehadiran tinggi dalam rapat paripurna periode (Okt 2004- Des 2007)
No | Partai | Tingkat Bolos | |
1 | PPDK | 34.5% | |
2 | PBB | 28.6% | |
3 | PKPI | 28.6% | |
4 | PPDI | 28.6% | |
5 | PPP | 26.7% | |
6 | PAN | 26.1% | |
7 | PKB | 26.0% | |
8 | PBR | 25.2% | |
9 | PDI Perjuangan | 23.3% | |
10 | Golkar | 22.3% | |
11 | PKS | 18.4% | |
12 | PDS | 16.1% | |
13 | P Pelopor | 15.9% | |
14 | PNI Marhaens | 14.3% | |
15 | P Demokrat | 11.5% | |
16 | PKPB | 4.8% |
Silahkan pelajari dan amati data tersebut, pilihan 2009 terserah pada Anda. Mau memilih partai apa? Atau sebaliknya, berhenti mencoblos para pembolos?….Hmmm… Kalau saya, saya lebih cenderung untuk tidak memilih…mungkin saja akan berubah…semoga.
Semoga melalui artikel ini, masyarakat Indonesia lebih bijak menilai sebuah partai besar, bijak memilih partai, bijak memilih anggota dewan. Dan bagi anggota dewan dan tokoh partai yang membaca artikel ini, saya berharap anda dan partai anda memperbaiki kualitas partai dan anggota anda dari masukan ini.
Untuk tokoh-tokoh partai besar, cobalah Anda ‘berani berbicara’. Jangan biarkan anggota anda malas. Jangan hanya beriklan, mengkritik, ber’dakwah’, atau berkampanye untuk meningkatkan citra partai Anda dari persfektif luar. Tapi, beriklanlah, kritisilah, dakwahlah, dan kampanyekanlah kepada anggota partai Anda agar menjalan tugasnya dengan baik di DPR. Jangan sering bolos, meski ia adalah petinggi partai. Terutama…….terutama partai dengan anggota DPR yang tingkat kebolosan mencapai 1/4-nya, yakni PBB, PPP, PAN, PKB. Tunjukkanlah kata-kata dengan perbuatan.
Untuk beberapa partai-partai kecil [jika anda tidak tersinggung], saya katakan kecewa. Karena dengan jumlah yang anggota sedikit, Anda justru tidak loyal untuk hadir di rapat-rapat DPR. Bayangkan saja seorang pendiri partai PPDK yang juga anggota DPR fraksi Bintang Pelopor Demokrasi, dari 20 kali sidang, beliau hanya hadir 6 kali…. Ini persentase ketidakhadiran yang terlalu besar. Jadi, mereka di partai kecil yakni PPDK, PKPI, PPD, dengan jumlah anggota masing-masing 4, 1 dan 1 pun tetap bolos…..apa kata dunia????
Jika tidak ada perubahan, maka kami akan menjadi letih. Letih karena bosan. Lelah karena janjimu. Ironis dengan gajimu. Prihatin dengan ‘kesalahan suara kami’ memilihmu.
Terima kasih 29 Desember 2009- ech for nusantaraku
Catatan:
-) ternyata beberapa data yang dimuat di situs dpr.go.id amburadul. Beberapa data yang inkonsisten dengan data sebelumnya.
-) saya telah berusaha mengolah data ini dengan semaksimal mungkin. Kesalahan kecil mungkin saja terjadi, tapi setidak-tidaknya, inilah gambaran anggota DPR dalam menjalankan tugasnya selama 3 tahun (2004-2007). Oleh karena itu, saya menganjurkan Anda untuk mempelajari kumpulan hasil risalah rapur DPR RI di situs : http://www.dpr.go.id/dpr/bagian_risalah/kegiatan.php
-) Trend data yang saya input adalah : tingkat kehadiran sangat tinggi diawal masa jabatan (tahun 2004), dan cukup ironios karena semakin lama duduk di Senayan, mereka semakin bosan untuk hadir menyuarakan aspirasi rakyat.
Artikel lanjutan : Daftar Politisi DPR Golkar yang Pembolos (2005-2007)
yups… setuju banget…
kayane perlu dibuat stasiun televisi yg secara khusus menyuruti sidang-sidang di MPR dan rapat paripurna.
Re: Leo Kusuma
PERTANYAAN SAYA: apakah para yang terhormat ini tahu membuka situs ini?
hingga minimal beliau2 ini bisa mengevaluasi pekerjaanya
ini harusnya disebarkan saat pemilu besok, biar rakyat tidak salah pilih..
bung ech ada data gak tuh dari partai partai tersebut person yg sering bolos itu siapa??
Aduh…sayang sekali…:(
Hard disk saya ter-format, data-data mentah daftar politisi ikut terhapus.
Yang sempat saya posting cuma Daftar Politisi Golkar Pemalas dan Daftar Politisi PDI-P Pemalas
Padahal, saya hanya perlu mengolah datanya paling 3-5 jam lagi untuk partai Demokrat, PKB, PAN, PKS, dstnya… 😦
bung,
apa anggota dewan yang tidak hadir karena sakit, atau emergency lain, dianggap bolos juga?
dulu, kalo di sekolah, bolos itu sama dengan tidak hadir tanpa pemberitahuan. apa di senayan juga demikian?
Sebagian besar bolos karena alasan “sibuk” mengurusi urusan “rakyat” di partai.
Kalau sakit, tentu itu bukan bolos, dan faktor ini sangat kecil.
Kita bisa lihat, partai mana saja yang lebih sering bolos (atau sakit)…bukan?
parah tuh digaji rakyat sukanya blos melulu
udah kebiasaan orang indonesia kerja malas tapi mau duit banyak,korupsi deh..hahaha..
Excellent post! We are linking to this great post on our site.
Keep up the great writing.
Sarah
Ayo partai Golkar dn PDIP, beri contoh yg baik bagi yg lain dari hal kecil tapi penting yaitu hadir dlm rapat dn sidang di Senayan